Ketika menginjakkan kaki pertama kali di Bandung tahun 2009 yang lalu, hmmm memang Bandung terasa berbeda dengan kota-kota lain yang pernah penulis kunjungi. Kesan pertama adalah hawanya yang sejuk dan segar, berbeda dengan kota asal penulis di Jawa Tengah. Setelah dua tahun menetap di Bandung karena mendapat amanah dari kantor untuk pindah tugas ke Bandung, penulis merasakan banyaknya tambahan pengalaman dan kesan yang indah tentang kota Bandung. Dua tahun penulis pikir memang terlalu pendek untuk memahami karakter dan budaya lokal, namun setidaknya setelah berkeliling dan menelusuri kota Bandung penulis menyimpulkan ada beberapa poin yang menyebabkan kota Bandung sebagai kota yang layak dikunjungi dan dijadikan target wisata. Poin-poin tersebut diwakili oleh 7 (tujuh) ikon keindahan kota sebagai berikut, yang tentu saja adalah versi penulis.
1. Ikon keindahan teknologi terapan- Jembatan Pasupati
Jembatan pasupati terletak di atas lembang Cikapundung dengan panjang 2,8 km dan lebar 30-60m. Dinamakan pasupati karena jembatan ini menghubungkan jalan terusan Pasteur dan jalan Surapati. Tujuan awal pembangunan jembatan ini untuk mengurangi kemacetan dari pintu tol pasteur yang merupakan pintu masuk dari arah Jakarta menuju pusat kota Bandung. Teknologi memang bersifat eksak, terukur dan kaku, namun lewat tangan dingin sang arsitek, jembatan pasupati ini berubah menjadi tampak indah karena mengusung teknologi cable stayed (kabel sebagai penyangga jembatan) sehingga dari jauh nampak seperti alat musik harpa. Karena itulah jembatan pasupati ini layak menjadi ikon baru keindahan kota Bandung khususnya dalam bidang teknologi terapan. Karena keeksotisannya pula, banyak film Indonesia atau iklan televisi yang mengambil setting background di jembatan ini.
2. Ikon keindahan asimilasi budaya – Jalan BragaKalau saya bertanya kepada Anda, kira-kira gambar di atas ada dimana? Agak mirip-mirip sebuah jalan di sudut kota Eropa bukan? Foto di atas adalah sebuah potret harian jalan Braga jaman sekarang. Dulu sekitar tahun 1920-1940, ketika lagi jaya-jayanya, jalan braga merupakan pusat kegiatan bisnis termasuk mode busana, hingga akhirnya Bandung terkenal sebagai Parisj Van Java. Di sinilah lahir perpaduan/asimilasi budaya antara budaya barat yang diwakili Belanda dan budaya tradisional Indonesia. Asimilasi budaya tersebut kental nuansanya pada bangunan-bangunan kuno yang berdiri di sepanjang jalan Braga. Menurut Bandung Heritage gaya arsitektur bangunan di jalan Braga menganut gaya ‘Indo Europeeschen Arsitektuur Stij’ yang masih dapat kita nikmati keindahannya sampai sekarang. Apalagi kalau Anda jalan jalan disini ketika pagi dan belum banyak kendaraan lalu lalang, hmmm serasa jalan-jalan di kota Paris!
3. Ikon keindahan histori sosial politik – Gedung Merdeka
Anda masih ingat pelajaran sejarah di SMP tentang konferensi Asia Afrika (KAA)? Ya, Indonesia, sebuah negara yang baru lahir sudah ‘berani’ mengatakan pada dunia bahwa ia sanggup menyelenggarakan sebuah konferensi tingkat dunia. Sebuah gambaran politik luar negeri yang bebas aktif pada jaman bung Karno, membelalakkan mata dunia bahwa ada sebuah negara yang masih ‘bayi’ sudah mampu berbicara di tingkat dunia dan menjadi pelopor sebuah gerakan baru yang menentang hegemoni ‘Barat’ dan ‘Timur’ waktu itu menjadi sebuah blok baru bernama Gerakan Non Blok (GNB). Histori perjuangan sosial politik ini tergambar jelas dalam sebuah sosok gedung Merdeka sebagai tempat penyelenggaraan konferensi Asia Afrika tersebut. Konon, dipilihnya Gedung Merdeka di Bandung karena waktu tidak ada gedung yang representatif di Batavia (Jakarta waktu itu). Makanya, jangan lupa mampir ke gedung yang satu ini jika jalan-jalan ke Bandung. Anda akan merasakan sebuah gedung termegah di masanya yang menyimpan sebuah romantisme sejarah perjuangan politik masa lalu.
4. Ikon keindahan kota – taman dago
Sebuah kota membutuhkan ‘tetenger’ atau bahasa kerennya ‘landmark’, yang mengejawantahkan karakter dan ciri khas kota tersebut. Untuk kota Bandung, saya melihatnya diwakili oleh taman Dago. Bertempat di jalan Ir. H Djuanda, sebuah taman yang hijau nan asri akan menemani Anda menikmati suasana kota Bandung yang gaduh di siang hari. Yang unik dari taman ini adalah elemen gigantisme yang berupa huruf D-A-G-O (dilihat dari jauh terbaca DAGO) yang cukup sukses menarik orang untuk datang ke taman ini untuk sekedar berfoto ria. Menurut Urbane dan Geoti Studio sebagai perancangnya, taman ini (dan elemen gigantiknya) mengetengahkan koncsep ciri khas kota Bandung, yakni kota kembang, kota wisata kuliner, kota seni dan kota pelajar. Sebagai sebuah landmark sering diadakan acara di taman ini misalnya starting point kegiatan funbike, car free day, dan lain-lain.
5. Ikon keindahan alam – Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di kota Bandung, sekitar 20 km ke arah utara. Gunung ini memiliki bentuk yang unik, yakni puncaknya yang datar dan memanjang sehingga kalau dilihat dari jauh seperti perahu yang terbalik. Karena bentuknya yang unik itulah muncul legenda rakyat yang sangat kita kenal yaitu legenda Sangkuriang. Di kawasan wisata gunung tangkuban perahu terdapat sebuah kawah yang masih aktif, yakni kawah Ratu, Domas dan Upas, dimana kawah Ratu merupakan yang terbesar dari ketiganya. Para pengunjung sering menjadikan kawah ini sebagai background objek foto mereka karena keindahannya.Dipadu dengan udaranya yang sejuk, pemandangan indah kawah gunung dan perkebunan teh, menjadikan gunung tangkuban perahu sebagai objek wisata alam yang wajib Anda kunjungi.
6. Ikon keindahan sejarah perjuangan bangsa – Gedung Sate
Sesuai namanya, Gedung Sate memiliki ciri khas enam biji sate tertusuk rapi di puncak gedung. Simbol ini merupakan perwujudan biaya pembangunan gedung ini sebanyak enam juta gulden. Dirancang oleh tim arsitek yang dipimpin Ir. J. Gerber, gedung sate Bandung memadukan seni bangunan timur dan barat secara harmonis. Setidaknya terdapat gaya atap pura Bali, jendela ala bangsa Moor dari Andalusia, dan model bangunan masa Renaissance Italia. Dulu, pembangunan Gedung Sate dimaksudkan untuk memindah pusat pemerintahan dari Batavia (Jakarta) ke Bandung. Namun karena ada krisis ekonomi tahun 1930-an, pemindahan tersebut urung dilakukan. Dalam masa perang kemerdekaan Gedung Sate memiliki nilai historis. Pada tanggal 3 Desember 1945, tujuh orang pemuda pejuang yang mempertahankan bangunan tersebut gugur melawan Pasukan Ghurka (Inggris) yang datang menyerang. Kini sebuah monumen peringatan bagi pahlawan yang gugur itu, berdiri tegak di depan Gedung sate.
Kini, Gedung Sate dialihkan sebagai kantor pusat pemerintahan provinsi Jawa Barat. Di depannya terdapat lapangan Gasibu yang sering dijadikan tempat acara kesenian yang sering mewarnai kota Bandung. Jangan lupa mampir kesini, sambil menikmati keindahan bangunan Gedung Sate.
7. Ikon keindahan ilmu pengetahuan- Observatorium Bosscha
Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia dan memiliki perpustakaan astronomi yang terbaik dan terlengkap di Asia Tenggara. Observatorium Bosscha berlokasi di Lembang, Jawa Barat, sekitar 15 km di bagian utara Kota Bandung . Walaupun berada di Lembang, ingatan orang lebih mengarah ke Bandung ketika berbicara mengenai Observatorium Bosscha.
Sekarang ini Observatorium Bosscha dikelola oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dan menjadi lembaga penelitian astronomi modern yang pertama di Indonesia. ITB juga sering mengadakan live streaming pengamatan fenomena alam semesta seperti gerhana bulan melalui website mereka. Bentuk bangunannya yang unik dan dilengkapi dengan refraktor ganda Zeiss sebagai teleskop utama menjadikan observatorium ini sering dikunjungi wisatawan baik dari kalangan pelajar maupun masyarakat umum yang ingin melihat keindahan alam semesta
7 Ikon di atas hanya sebagian dari keindahan kota Bandung. Daya tarik yang lain adalah banyaknya alternatif wisata kuliner dan factory outlet di sini. Ditunjang dengan hawanya yang sejuk dan masyarakat yang ramah, setiap akhir pekan dan libur nasional kota Bandung selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Yuk, berkunjung ke kota Bandung…..
Hatur nuhun sadayana
0 komentar:
Posting Komentar